Mayoritas teroris yang diringkus masih muda berpendidikan tinggi

BNPT mencatat, pelaku teroris yang ditangkap Densus 88 sebagian besar berusia muda dengan tingkat pendidikan yang tinggi.

Pemuda di Banten yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Banten, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Banten menggelar deklarasi anti radikalisme dan terorisme. Alinea.id/Khaerul Anwar

Pemuda merupakan sasaran rawan faham radikalisme dan terorisme. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), jumlah pemuda yang terpapar kedua faham tersebut tidaklah sedikit.

Data BNPT menyebutkan, pelaku teroris terbesar berpendidikan SMU yakni 63,3%, kemudian disusul perguruan tinggi 16,4%, SMP 10,9%, tidak lulus perguruan tinggi 5,5%, dan SD 3,6%.

Kemudian berdasarkan umur, pelaku teroris terbanyak usia 21-30 tahun yakni 47,3%, disusul usia 31-40 tahun 29,1%. Sedangkan usia di atas 40 tahun dan di bawah 21 tahun masing-masing 11,8%.

Dalam acara deklarasi dalam momentum Hari Sumpah Pemuda di Banten, Kapolda Banten Irjen Pol Tomsi Tohir mengatakan mereka yang ditangkap Polri dalam kasus terorisme rata-rata berusia muda hingga 52%.

"Kita mengajak kepada pemuda mulai dari BEM, organisasi lain untuk bisa memahami akar permasalahannya bagaimana radikalisme ini masuk terhadap generasi milenial ini sehingga dengan begitu kita bisa mewaspadai masuknya radikalisme," kata Kapolda di Pendopo Gubernur Banten, Senin (28/10).