Membumikan protokol kesehatan lewat bahasa daerah

"Tadinya, kami berpikir mungkin hanya 30 bahasa saja. Namun, hasilnya ada 75 bahasa daerah yang kita miliki sekarang," kata Aminudin.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Aminudin Aziz dalam dialog daring bertajuk Pesan Perubahan Perilaku dalam Bahasa Ibu, Rabu (18/11/2020)./YouTube BNPB Indonesia.).

Satgas Penanganan Covid-19 bekerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerjemahkan buku Pedoman Perubahan Perilaku Penanganan Covid-19 ke dalam beberapa bahasa daerah. Metode ini dilakukan agar penerapan protokol kesehatan dan perubahan perilaku selama pandemi, bisa dipahami dengan baik.

"Masyarakat itu bukannya patuh terhadap protokol kesehatan, tetapi komunikasi kita dengan bahasa yang tidak mereka mengerti, menyebabkan menjadi tidak efektif," kata Ketua bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B Harmadi dalam dialog daring bertajuk "Pesan Perubahan Perilaku dalam Bahasa Ibu", Rabu (18/11).

"Itu sebabnya, kita menyampaikan dari berbagai bahasa."

Menurut Sonny, selama ini informasi tentang Covid-19 lebih banyak dipahami oleh masyarakat yang ada di perkotaan dan pendidikannya tinggi. Selain itu, terdapat banyak istilah asing yang tidak dimengerti warga di daerah.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Aminudin Aziz mengatakan, buku itu disebarkan ke kantor balai bahasa di 30 provinsi di Indonesia. Prosesnya, seperti tahap penyuntingan, penerjemahan, dan uji keterbacaan memakan waktu kurang dari tiga minggu.