Menkes: Tingkat kematian karena TBC lebih tinggi daripada Covid-19

Tingkat kematian akibat TBC disebut lebih tinggi ketimbang Covid-19.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. Foto tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyayangkan, isu tuberkulosis (TBC) tertutup persoalan pandemi Covid-19. Padahal, tingkat kematian akibat TBC sebenarnya lebih tinggi ketimbang Covid-19.

“Apesnya, kasus TBC keluar yang tinggi hanya di India dan Indonesia, sedangkan negara-negara lain tidak. Kalau TBC bisa di-reset, keluarnya sesudah Covid-19 dan mendapatkan perhatian seperti Covid-19 mungkin bisa lebih cepat selesainya,” ucapnya dalam diskusi virtual, Kamis (9/9).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan pedoman strategi penanganan Covid-19. Yaitu, menerapkan protokol kesehatan (3M/mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker), 3T (testing, tracing, treatment), program vaksinasi, dan terapeutik. Menurut Budi, empat strategi penanganan Covid-19 itu dapat digunakan untuk kasus TBC. Infrastruktur kesehatan, tenaga kesehatan untuk 3T, hingga sistem pelaporan Covid-19 dapat pula digunakan untuk kasus TBC.

Namun, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut saat ini masih menangani berbagai penyakit secara parsial.

“Banyak platformnya, orang yang bekerja TBC ya TBC. Saya melihat tuh ada 115 aplikasi mesti diisi oleh orang puskesmas, karena direktur TBC memiliki aplikasi sendiri, direktur Covid-19 punya aplikasi sendiri, direktur darah tinggi punya, direktur stroke punya, akibatnya menjadi bingung,” tutur Budi.