BLT sudah bisa dicairkan, Mensos Risma: Bisa ambil sendiri atau diantarkan

Risma juga mengimbau pada seluruh bupati dan wali kota agar memberitahukan warganya bahwa BLT akan disalurkan.

Petugas Jaring Pengaman Sosial (JPS) swadaya tingkat desa memberikan bantuan sembako kepada warga terdampak COVID-19 di Perumahan Candi Asri, Kedu, Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (8/4/2020). Foto Antara/Anis Efizudin.

Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini melaporkan, telah menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) bahan bakar minyak (BBM) sejak Sabtu (3/9), melalui PT Pos Indonesia ke-34 provinsi. Kelompok masyarakat yang memperoleh BLT BBM ini menurut Risma adalah mereka yang menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH).

“Jadi yang terima bantuan adalah mereka yang menerima BPNT dan PKH, tetapi tidak yang beririsan. Jadi kalau ada yang menerima dua, mereka menerimanya hanya satu saja. Sehingga total penerimanya 20,6 juta keluarga penerima manfaat (KPM),” kata menteri Risma dalam laporannya di Rapat Koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dengan Kementerian Dalam Negeri, Senin (5/9).

BLT BBM yang dialokasikan Rp600.000 per KPM untuk empat bulan, disalurkan oleh Kemensos selama dua kali, yaitu Rp300.000 pada September dan Rp300.000 sisanya di awal Desember. Hal ini karena menurut Risma berdasarkan pada masyarakat Indonesia bagian Timur yang mayoritas merayakan Natal.

“Di PT Pos sudah ada sebanyak 18,8 juta KPM untuk bansos yang sudah siap untuk disalurkan,” lanjutnya.

Mensos pun menjelaskan terdapat dua cara untuk menyalurkan BLT BBM ke masyarakat. Pertama, sesuai dengan perjanjian Kemensos dan PT Pos Indonesia, warga yang ingin mengambil BLT BBM bisa mengambil sendiri ke PT Pos Indonesia jika kondisinya memungkinkan. Kedua, jika masyarakat tidak mampu seperti sakit, lansia, kaum disabilitas, atau yang tinggal di pegunungan dan pelosok, maka BLT BBM akan diantar langsung ke penerima.