Menteri PPPA ajak pesantren aktif cegah kekerasan seksual

Ia optimistis upaya penghapusan kekerasan berjalan beriringan dengan misi agama, yakni menghadirkan kedamaian, cinta kasih.

Menteri PPPA, Bintang Puspayoga, mengajak pondok pesantren (ponpes) turut aktif mencegah kekerasan seksual, terutama terhadap anak. Dokumentasi pribadi

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati, meminta para pengasuh pondok pesantren (ponpes) aktif dalam upaya-upaya perlindungan dan pencegahan kekerasan terhadap anak. Sebagai lembaga pendidikan Islam terbesar dan tertua di Indonesia, pesantren memiliki peran dan posisi yang strategis dalam perlindungan anak. 

"Berdasarkan data dari Kementerian Agama (Kemenag) RI, saat ini jumlah pondok pesantren di seluruh Indonesia sudah mencapai sekitar 36.600 pesantren. Sementara, jumlah santri aktif sebanyak 3,4 juta anak dan jumlah pengajar, kiai, dan ustaz sebanyak 370.000 orang," katanya dalam sambutannya pada Seminar Nasional "Membumikan Konsep Perlindungan Anak dalam Islam" di Ponpes Ketitang, Cirebon, pada Jumat (23/6).

"Dengan jumlah yang sangat banyak tersebut, kita harapkan pesantren dapat berperan aktif sebagai model pendidikan yang mengupayakan pencegahan kekerasan terhadap anak," sambung Bintang Puspayoga, sapaannya.

Menurutnya, hal itu perlu dilakukan karena keterlibatan agama dalam perlindungan anak memiliki pengaruh kuat, khususnya dalam pendisiplinan pola pengasuhan serta proses belajar mengajar.

Lebih jauh, Bintang Puspayoga menerangkan, maraknya pelaporan kasus kekerasan yang menyasar anak-anak menunjukkan masyarakat, termasuk media, memiliki kesadaran (awarness) terhadap segala bentuk tindakan yang mengarah pada kekerasan atau perlakuan salah lainnya terhadap anak.