Moeldoko: Waspadai revolusi jari

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menamai fenomena penyebaran hoaks dengan revolusi jari

Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko (kanan) ./AntaraFoto

Hubungan Masyarakat (Humas) pemerintahan harus mewaspadai penyebaran berita bohong yang sedang marak belakangan ini. Jika tidak, akan lahir sebuah pembenaran dalam meyikapi sebuah berita.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menamai fenomena seperti itu dengan revolusi jari. Menurutnya, kecepatan menjadi penentu suatu berita. Hal ini ditandai seperti, masyarakat membaca suatu berita tanpa menilai, kemudian menyebarluaskannya.

“Situasi-situasi seperti ini harus kita waspadai. Ada berita paradoks dengan mudahnya itu disebarluaskan. Pemerintah telah bekerja keras, tetapi itu diembuskan oleh berita-berita bohong, berita fitnah,” kata Moeldoko saat memberikan sambutan dalam acara ‘Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Kehumasan dan Hukum Kemendagri’ di Hotel Bidakara, Jakarta pada Senin (11/1).

Oleh karena itu, bidang kehumasan seluruh instasi pemerintahan mempunyai peran penting untuk menangkal hoaks yang menyerang pemerintah. Tetapi sayangnya bidang kehumasan masih menggunakan cara tradisional untuk menangkal berita tersebut.

Oleh karena itu, Ia meminta agar pelaku humas pemerintah menyadari situasi tersebut. Perlu ada kolaborasi besar yang dilakukan bidang humas antar institusi pemerintahan seluruh Indonesia. Jika hal ini dilakukan akan dapat meminimalisir pergerakan penyebaran berita hoaks di masyarakat.