Muhammadiyah: Jangan larut teori konspirasi Covid-19

Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan dalam memecahkan berbagai persoalan.

Karyawan kampus Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menata bantuan sembako yang akan dibagikan kepada mahasiwanya di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (11/4/2020). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unismuh Makassar membagikan bantuan sembako kepada mahasiswa rantau yang masih tinggal di daerah penyebaran COVID-19 dikarenakan imbauan pemerintah daerah untuk tidak mudik. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/wsj.

Islam sangat menekankan pentingnya ilmu dan meningkatkan kualitas literasi yang mencerahkan umat. Karena itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti, mengajak masyarakat agar tidak larut dalam isu teori konspirasi soal Covid-19, yang justru kontraproduktif terhadap penanganan penularan virus SARS-CoV-2 itu.

"Saat ini, kita larut pada berbagai macam teori konspirasi yang cenderung negatif untuk menyikapinya, daripada merespons dengan sikap konstruktif," kata Mu'ti dalam pengajian daring yang dipantau dari Jakarta, Selasa (28/4).

Menurut dia, teori konspirasi sebaiknya disikapi masyarakat, khususnya umat Islam, secara proporsional sehingga tidak menghabiskan energi dan kontraproduktif. Kemudian, tidak kunjung menyelesaikan persoalan wabah Covid-19.

Dalam perintah agama Islam yang tertuang dalam Al Quran, kata dia, mengedepankan pentingnya umat untuk mencari solusi terhadap persoalan, salah satunya dengan riset, terhadap fenomena di sekitar. Artinya, perlu keilmuan yang cukup dalam usaha mencari solusi.

Terkait dengan itu, lanjut dia, Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan dalam memecahkan berbagai persoalan. Bahkan, ini sama pentingnya dengan kajian teologis. Keduanya, harus dihadirkan dalam satu tarikan napas yang tidak dapat dipisahkan.