Din dituduh radikal, Muhammadiyah: Singkirkan semua bentuk kebencian golongan

Muhammadiyah tepis tudingan terhadap Din Syamsuddin sebagai tokoh radikal.

Din Syamsuddin dalam suatu diksusi publik di Jakarta, Senin (13/1/20) Foto Antara/Muhammad Adimaja.

Pelaporan Din Syamsuddin ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) dengan tuduhan tokoh radikal, dinilai tak berdasar. Hal itu disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti.

Dia kemudian membeberkan empat alasan mengapa tudingan itu keliru. Pertama, menurut Mu’ti, tuduhan itu salah alamat karena dia mengenal dekat tokoh senior Muhammadiyah tersebut. Din dinilai sangat aktif mendorong moderasi beragama dan kerukunan antar umat beragama, di dalam maupun luar negeri.

Bahkan, lanjutnya, di era Din Syamsuddin digagas dan dirumuskan konsep Muhammadiyah tentang Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi WA Syahadah, yang akhirnya menjadi keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makasar.

“Pak Din memprakarsai dan menyelenggarakan pertemuan ulama dunia di Bogor. Pertemuan tersebut melahirkan Bogor Message yang berisi  tentang Wasatiyah Islam, Islam yang moderat. Bogor Message adalah salah satu dokumen  dunia yang disejajarkan dengan Amman Message dan Common Word," jelas Mu'ti dalam keterangannya, Jumat (12/2).

Din, lanjutnya, juga moderator Asian Conference of Religion for Peace (ACRP), dan co-president of World Religion for Peace (WCRP).