sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Antisipasi paham radikalisme, Kesbangpol Kukar sosialisasikan bahaya terorisme

Upaya antisipasi paham radikalisme di Loa Janan menjadi perlintasan antar kabupaten dan dekat dengan pintu masuk Ibu Kota Negara Nusantara.

Nadya Angelica Mutiara Amanda
Nadya Angelica Mutiara Amanda Jumat, 04 Nov 2022 11:51 WIB
Antisipasi paham radikalisme, Kesbangpol Kukar sosialisasikan bahaya terorisme

Badan Kesatuan Politik dan Bangsa (Kesbangpol) Kutai Kartanegara (Kukar) menyosialisasikan pencegahan penyebaran paham radikalisme dan bahaya terorisme di Kecamatan Loa Janan, Kamis (3/11). Hal ini sebagai upaya antisipasi paham radikalisme di Loa Janan yang menjadi perlintasan antar kabupaten dan dekat dengan pintu masuk Ibu Kota Negara Nusantara.

“Kecamatan Loa Janan adalah perlintasan antar kabupaten dan sangat dekat pintu masuk Ibu Kota Negara Nusantara. Untuk itu perlu diwaspadai adanya paham radikalisme yang sering menebar teror tidak bertanggungjawab,” ujar Kepala Kesbangpol, Rinda Desianti dikutip dari kukarpaper.com.

Rinda mengatakan sosialisasi ini diikuti para tokoh agama, mahasiswa dan pelajar karena tindakan teror kerap menyasar generasi muda. Sehingga, paham radikalisme ini dapat merusak tatanan bangsa.

“Inilah yang perlu diwaspadai bersama dimana sasaran yang mudah menyasar ke generasi muda. Waspadai dan perangi paham yang merusak tatanan bangsa dan negara,” katanya.

Sementara itu, Ketua MUI Kukar, Abdul Hanan sebagai narasumber menerangkan politik yang menggunakan agama sangat berbahaya karena orang-orang yang tidak sepaham dapat dianggap Thogut (sesuatu yang disembuah atau ditaati selain Allah).

“Musuh bangsa sekarang ini adalah terorisme dan narkoba yang akan merusak pemuda dan generasi bangsa, untuk itu mari bersama-sama jaga NKRI,” tuturnya.

Sejala dengan Abdul Hanan, perwakilan Kementerian Agama, Nasrun, menyatakan perilaku ekstrem menjadi musuh bersama umat beragama karena berpotensi saling memusnahkan dan intoleransi.

“Untuk itu pentingnya bersama-sama saling menjaga martabat, mengelola perbedaan pemahaman, dan yang terpenting adalah moderasi beragama merupakan kunci terciptanya toleransi dan kerukunan baik tingkat lokal, nasional dan global,” tandasnya.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid