Mural dan grafiti: Keresahan yang dibungkam

Berbagai mural dan grafiti yang menyinggung penanganan pandemi di beberapa tempat, belakangan dihapus oleh aparat.

Ilustrasi seseorang membuat grafiti. Alinea.id/Firgie Saputra.

Mantan pegiat grafiti, Riyadijoko Prastiyo punya pengalaman pahit kala menggambar di dinding kawasan Senayan, Jakarta pada 2013. Ia tertangkap basah sekuriti.

“Mereka langsung datang. Gue dilingkarin sekitar sebelas satpam. Lalu diajak ke kantor. Tapi, dilepasin di jalan,” ucap Riyadijoko saat dihubungi Alinea.id, Kamis (26/8).

Meski sudah mengalami kejadian itu, ia tak berhenti mengekspresikan seni dengan medium dinding. Ia merasa, mural dan grafiti telah menjadi gaya hidup pegiat seni jalanan.

“Kalau (pegiat seni) underground banget. Tiap malam vandal atau boombing tuh. Di situ hiburannya, dikejar-kejar (aparat),” ucapnya.

Mural dan grafiti jalan terus