Omicron dan urgensi kembali wajib bermasker

Kenaikan jumlah kasus Covid-19 versi pemerintah dinilai belum mencermikan realita di lapangan.

Ilustrasi pasien Covid-19. Alinea.id/Enrico P.W

Yahya, 29 tahun, tak pernah menyangka bisa mengidap Covid-19 lagi. Meski sudah disuntik vaksin tambahan (booster), penyakit yang disebabkan virus Sars Cov-2 itu kembali "mampir" ke tubuhnya. Gara-gara sakit, ia harus terbaring selama sepekan. 

"Kena (varian Covid-19) Omicron, bulan Maret (2022). Ngetes sampai tiga-empat kali, positif (Covid-19) terus," kata Yahya kepada Alinea.id, Senin (8/8).  

Yahya kali pertama mengidap Covid-19 pada Agustus 2021. Ketika itu, jumlah kasus Covid-19 akibat kemunculan varian Delta tengah memuncak di Indonesia. 

Setelah dinyatakan negatif, Yahya buru-buru divaksin. Saat booster didistribusikan pemerintah, pemuda asal Bekasi, Jawa Barat, itu juga langsung ikut mengantre. 

Seperti saat terkena Covid-19 pertama, Yahya mengaku mengalami demam dan mudah capek. Dia menjalani isolasi mandiri di kos-kosan hingga pulih. "Soalnya, saya tak punya penyakit penyerta," kata pegawai sebuah perusahaan swasta itu.