P2G minta AN dibatalkan: Bikin Murid dan guru disalahkan jika nama baik Disdik tercoreng

P2G meminta Kemendikbudristek membatalkan rencana mengadakan AN pada September-Oktober 2021.

Ilustrasi. Pixabay

Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) meminta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) membatalkan asesmen nasional (AN) yang rencananya diadakan September-Oktober 2021. Alasannya, transfer pengetahuan kepada peserta didik melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang berjalan sekitar 18 bulan tidak efektif.

Selain itu, sambung Anggota Dewan Pakar P2G, Suparno Sastro, sekitar 120.000 SD tak memiliki komputer minimal 15 paket. Pun terdapat 46.000 SD tidak memiliki akses internet dan aliran listrik sama sekali. Belum lagi diperburuk rendahnya kompetensi guru dalam melaksanakan pedagogi digital.

Karenanya, P2G berharap ada strategi besar (grand strategy) dari Kemdikbudristek dalam mengantisipasi semua ini. “Jangan sampai berakibat pada bencana demografi yang kita tanggung nanti,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (29/7).

AN bakal terdiri dari asesmen kompetensi minimum (AKM), survei karakter, dan survei lingkungan belajar. Pelaksanaannya sempat ditunda pada Maret 2021.

Jika tujuan AN memotret kualitas pendidikan nasional, menurut P2G, Kemdikbudristek mestinya sudah sejak lama punya datanya. Sayangnya, rapor internasional PISA menunjukkan, kompetensi siswa Indonesia sangat rendah pada aspek literasi, numerasi, dan sains dan terkonfirmasi dalam rapor nasional, seperti asesmen kompetensi minimum Indonesia (AKSI).