Pandu Riono: 55,6% warga DKI belum punya antibodi Covid-19

Kekebalan komunal di Jakarta sulit terbentuk lantaran orang yang beraktivitas di ibu kota juga berasal dari daerah sekitar.

Ilustrasi. Pixabay

Berdasarkan hasil survei Sero-Prevalensi Covid-19, sebanyak 4,7 juta (44,5%) dari total 10,6 juta warga DKI Jakarta pernah terinfeksi SARS-CoV-2. Namun, hanya 382.005 orang yang terlaporan per 31 Maret 2021 sehingga proporsi kasus yang terdeteksi cuma 8,1%.

Epidemiologi dari tim FKM UI, Pandu Riono, melanjutkan, sebanyak 55,6% penduduk Jakarta belum memiliki antibodi per 31 Maret 2021. Karenanya, upaya menggenjot vaksinasi diperlukan untuk mengejar mutasi virus, yang kini menjadi varian baru Covid-19 dan lebih mudah menular.

Sayangnya, kekebalan komunal di Jakarta akan lebih sulit tercapai mengingat menjadi kota terbuka dengan mobilitas sosial tinggi dari dan ke wilayah lain. Dia pun mendorong masyarakat ataupun pendatang segera mengikuti program vaksinasi.

“Ini problemnya, DKI adalah kota terbuka, mereka yang beraktivitas di DKI sehari-hari tinggal di Jabodetabek. Jadi, vaksinasi di DKI yang tinggi tanpa dibarengi vaksinasi penduduk yang beraktivitas di DKI, maka juga akan terlihat, kok, tidak efektif vaksinasinya,” ucapnya dalam telekonferensi, Sabtu (10/7).

Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, pada kesempatan sama mengaku, masih mempertimbangkan dan mengkaji kebijakan untuk penanganan pandemi Covid-19. "Ini konsekuensi Jakarta sebagai kota terbuka mungkin akan mengharuskan semua yang beraktivitas di Jakarta sudah punya kekebalan (sudah divaksin, red)."