Pascagempa Banten, inilah prioritas tanggap bencana pemerintah

Pascakejadian gempa tersebut, pemerintah lintas sektoral melakukan berbagai upaya tanggap darurat bencana.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (Menko PMK) Muhadjir Effendy (tengah) di Kantor Kemenko PMK, Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (17/1/2022). Foto humas BNPB

Gempa berkekuatan magnitudo 6,6 telah mengguncang Banten dan wilayah sekitarnya pada Jumat (14/1) pukul 16.05 WIB. Sebanyak 48 kecamatan, serta 166 desa/kelurahan di Kecamatan Sumur, Cikeusik, Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Lebak, mengalami dampak dengan kondisi terparah.

Pascakejadian gempa tersebut, pemerintah lintas sektoral melakukan berbagai upaya tanggap darurat bencana, termasuk rehabilitasi dan rekonstruksi. Misalnya, memprioritaskan perbaikan sarana prasarana (sarpras) pendidikan dan tempat ibadah.

“Saya melihat yang mendesak (untuk diperbaiki) sarana pendidikan dan sarana ibadah. Ini harus segera ditangani, apalagi sudah ada kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dari Kemendikbud,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam keterangannya, Selasa (18/1) malam.

Sebanyak 43 sekolah dan 15 tempat ibadah di Kabupaten Pandeglang terdampak gempa tersebut. Sedangkan di Kabupaten Lebak, total ada 22 sekolah, 35 madrasah, dan 14 sarana ibadah yang terdampak gempa tersebut.

“Yang jelas, sekolah dan madrasah akan kami utamakan untuk diperbaiki selain puskesmas dan sarana ibadah. Kami harus pastikan agar anak-anak jangan sampai terganggu belajar-mengajarnya,” ucapnya.