Peliknya vaksinasi Covid-19 di Papua: Sentimen politik hingga merebaknya hoaks

Program vaksinasi Covid-19 terhalang hoaks dan sentimen politik akibat konflik bersenjata antara TNI dan KKB.

Ilustrasi vaksinasi Covid-19 di Papua. Alinea.id/Firgie Saputra.

Sudah beragam cara dilakukan Ketua Tim Vaksinasi Puskesmas Ninati, Kabupaten Boven Digoel, Papua, Yulius Sondok meyakinkan warga di wilayah tugasnya agar mau ikut vaksinasi Covid-19. Ia rajin keluar-masuk kampung di Ninati, melakukan pendekatan.

Usaha lainnya, Yulius berupaya merangkul tokoh masyarakat dan pemuka agama yang ada di Ninati dan Boven Digoel untuk membantunya meluluhkan hati warga agar mau divaksin.

“Tapi tetap masih banyak orang yang enggak mau divaksin,” kata Yulius kepada Alinea.id, Senin (27/9). “Padahal kami sudah jemput bola.”

Sejauh ini, menurut Yulius, 99% warga asli Ninati menolak divaksin, dari total kurang lebih 1.000 jiwa. “Bahkan, ada kampung yang tidak ada satu pun penduduknya (mau) divaksin, yaitu Kampung Kawaktembut, Yetetkun, dan Timka,” ujarnya.

Yulis mengatakan, hingga kini hanya bisa melakukan vaksinasi terhadap warga pendatang yang ada di Ninati, seperti pekerja dari luar Papua dan tenaga kesehatan. Imbasnya, banyak stok vaksin yang tertahan di Puskesmas Ninati.