Peluncuran elpiji 3 kg nonsubsidi diyakini mempersubur pengoplosan

Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menegaskan, langkah pemerintah ini sebagai bentuk dualitas produk.

Ilustrasi gas elpiji. Dok: Humas Polri

Pemerintah meluncurkan produk elpiji 3 kg nonsubsidi bermerek Bright dengan harga yang lebih mahal dari elpiji 3 kg yang bersubsidi. Peluncuran elpiji nonsubsidi di tengah masyarakat yang kesulitan mendapatkan produk bersubsidi sebagai langkah yang tega. 

Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menegaskan, langkah pemerintah ini sebagai bentuk dualitas produk. Yakni komoditas yang sama dijual dengan harga yang berbeda. Yang satu bersubsidi dan yang lain nonsubsidi.

"Kebijakan itu akan membuat pengadaan dan pendistribusian elpiji 3 kg bersubsidi semakin terbatas dan sulit. Ujung-ujungnya masyarakat dipaksa membeli elpiji 3 kg nonsubsidi," kata Mulyanto dalam siaran pers Kamis (27/7).

Politikus PKS ini memperkirakan hadirnya elpiji 3 kg nonsubsidi akan meningkatkan penyalahgunaan elpiji 3 kg bersubsidi oleh pihak tertentu. Alasannya, selisih harga jual kedua produk sangat besar. 

Saat ini Pertamina menjual elpiji 3 kg merek Bright seharga Rp56.000 terbatas di Jakarta dan Surabaya. Sementara gas melon 3 kg bersubsidi hanya Rp20.000.