Pemerintah didesak perbaiki sistem karantina

Banyak celah pelanggaran dalam sistem karantina di Indonesia.

Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, dimanfaatkan sebagai fasilitas karantina bagi pasien Covid-19. Foto Antara/Wahyu Putro A.

Koalisi Masyarakat Sipil untuk Keadilan Kesehatan Masyarakat mendesak agar pemerintah segera memperbaiki sistem dan mekanisme karantina. Desakan itu merespons beredarnya video dan pemberitaan media tentang panjangnya antrean WNI di Bandara Soekarno Hatta pada Sabtu (18/12).

Perwakilan koalisi dari LaporCovid-19 Amanda Tan mengatakan, diperlukan perbaikan untuk melindungi warga dari ancaman penularan Covid-19. Selain itu, kondisi seperti itu menimbulkan calo makanan maupun karantina di hotel dengan biaya jutaan rupiah.

Koalisi menilai, penumpukan antrean tersebut merupakan bukti sistem dan mekanisme karantina masih belum efektif dan justru rentan menjadi sumber penularan Covid-19. 

Selain itu, juga menunjukkan ketidaksiapan pemerintah dan mengakibatkan banyak warga harus menunggu hingga dua puluh jam untuk masuk menuju Wisma Atlet yang sedang ditutup karena terdeteksinya kasus varian Omircon. Atas kondisi itu, warga terpaksa tidur di lantai bandara atau conveyor belt. 

"Dalam kondisi lelah setelah menempuh perjalanan jauh, situasi ini bisa menurunkan stamina kesehatan, dan tidak mustahil menjadikan rentan sakit," ujar Amanda dalam keterangan tertulis, Rabu (22/12).