Pemerintah didorong terapkan karantina wilayah di Jabodetabek

Kebijakan PSBB di Jakarta tidak memadai untuk mencegah Covid-19.

Foto udara suasana di salah satu ruas jalan Jakarta di tengah pandemi Covid-19, Minggu (5/4)/Foto Antara.

Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS) mendorong pemerintah untuk menetapkan karantina wilayah di daerah episentrum wabah terutama Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Jawa lainnya. 

Hal tersebut dinilai mendesak dilakukan menyusul datangnya Ramadan. Pasalnya, jika karantina wilayah tidak diterapkan, dikhawatirkan akan membuat persebaran virus Covid-19 semakin besar.

"Tanpa kesadaran dan kebijakan pembatasan yang ketat, potensi penyebaran Covid-19 dari episentrum wabah ke penjuru Indonesia adalah keniscayaan. Jika tidak dicegah secara optimal, berdasarkan pola penggandaan di berbagai negara kita terancam memasuki Idul Fitri dengan lonjakan kasus menembus 300.000 kasus,” kata Direktur IDEAS Yusuf Wibisono dalam keterangan resmi, Kamis (9/4).

Berdasarkan kajian IDEAS, dalam situasi normal saja, estimasi jumlah pemudik dari Jabodetabek berada di kisaran 10 juta orang, dengan jalur utama pergerakan menuju Jawa Tengah 4,7 juta, Jawa Barat 2,8 juta, dan Jawa Timur 1,3 juta. 

“Jadi kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta saja tidak memadai, karena telah menyatunya aktivitas ekonomi dan sosial warga Jabodetabek," ujarnya.