Nasib nelayan kita: Miskin, berpendidikan rendah, terabaikan negara

Mayoritas nelayan Indonesia hanya mengenyam bangku pendidikan setingkat sekolah dasar.

Sejumlah perahu tertambat di dermaga kampung nelayan di Muara Kamal, Penjaringan, Jakarta Utara. Rabu (23/2). Alinea.id/Kudus Purnomo Wahidin

Bersama sejumlah rekannya, Adi, 24 tahun, nongkrong di sebuah gubuk tua tak jauh dari tanggul dermaga Muara Kamal, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (24/2) petang itu. Permainan kartu remi jadi pilihan mereka untuk menghabiskan waktu sembari menunggu para nelayan pulang melaut. 

Di sela-sela permainan, salah seorang rekan Adi mengungkap kabar gembira. Ia bercerita baru saja diterima sebagai buruh buruh di salah satu pabrik di Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. Rekan-rekannya langsung heboh.

"Lha, kagak ngajak-ngajak kerja? Sendiri-sendiri aja nih?" seloroh salah satu rekan Adi lainnya. 

Sehari-hari, Adi dan rekan-rekannya itu bekerja serabutan. Biasanya, mereka ditugasi para nelayan untuk menjual ikan hasil tangkapan ke pasar setempat. Dari hasil duit penjualan, mereka mendapat jatah sekitar 25%. 

"Di sini, banyak pengangguran yang susah cari kerja. Jadi, kalau ada teman yang dapat kerja, pasti disinggung," kata Adi saat berbincang dengan Alinea.id.