Peneliti LaporCovid-19 menduga 16.000 kematian Covid-19 tak diumumkan

Realita jumlah kematian terkait Covid-19 di Indonesia dinilai layaknya fenomena gunung es.

Petugas ber-APD lengkap memakamkan pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Foto Antara/Iggoy el Fitra

Tren angka kematian akibat Covid-19 mengalami penurunan signifikan pada November-Desember 2021. Bahkan, pada 17 Desember 2021, jumlah kematian di Pulau Jawa lebih rendah dibandingkan wilayah lainnya. Padahal, selama ini Jawa menjadi episentrum pandemi Covid-19 dengan jumlah kematian yang sangat banyak.

Berdasarkan akumulasi data per provinsi hingga 31 Desember 2021, menurut data LaporCovid-19, jumlah kematian Covid-19 mencapai 160.476 orang. Sedangkan rilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes)/Satgas Penanganan Covid-19 Nasional hingga 31 Desember 2021, jumlah kematian positif Covid-19 sebanyak 144.094 orang.

Terdapat selisih sekitar 16.000 kematian yang tidak diumumkan oleh Kemenkes/Satgas Penanganan Covid-19 Nasional. “16.000 jiwa adalah angka yang besar,” ujar peneliti LaporCovid-19 Said Fariz Hibban dalam keterangan tertulis, Selasa (4/1).

Semestinya, kata Fariz, data pemerintah pusat selaras dengan data pemerintah provinsi. Namun, selisih data kematian akibat Covid-19 secara konsisten terjadi sejak awal pandemik Covid-19 itu belum sinkron sampai saat sekarang.

Ini bukan hanya menunjukkan tidak adanya perbaikan, tetapi memperlihatkan tidak berharganya nyawa setiap warga negara. “Awal 2022 penting menjadi momen refleksi atas gentingnya kondisi pandemik. Terutama pemicu besarnya jumlah kematian,” tutur Fariz.