Perlu dibuat antisipasi gelombang kedua pascanew normal

Pemerintah belum menyiapkan protokol khusus untuk mengantisipasi masyarakat yang terinfeksi Covid-19 pascapenerapan AKB. 

Pegawai swalayan Carrefour menunjukkan poster sebelum ditempelkan di BG Junction, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (27/5). Penempelan poster yang berbunyi 'Aturan New Normal Ritel'. Foto Antara/Didik Suhartono/foc.

Era kenormalan baru atau new normal di tengah pandemi Covid-19 sudah di depan mata. Namun, Staf Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Donny Gahral Adian, pesimistis dalam penanganan orang yang terinfeksi coronavirus dalam adaptasi kebiasaan baru (AKB).

Menurut dia, pemerintah belum menyiapkan protokol khusus untuk mengantisipasi ketika terdapat masyarakat yang terinfeksi Covid-19 pascapenerapan AKB. 

"Yang paling penting adalah protokol. Misalnya, nanti sekolah sudah dibuka, di situ ada anak yang panasnya cukup tinggi, lalu bagaimana protokolnya? Kemudian juga ditemukan ada positif, bagaimana protokolnya? Saya kira rujukan dan lain-lain menjadi hal yang penting," kata Donny dalam talkshow Polemik Tri Jaya FM bertajuk "New Normal Are U Ready?" Sabtu (6/6).

Dia menilai, antisipasi masyarakat untuk manangani seserorang yang memiliki gejala Covid-19 adalah suatu hal yang penting. Tujuannya untuk menangkal terjadinya gelombang kedua coronavirus. "Jadi, semua sudah ada kesadaran tentang bagaimana menangani ini, ketika terjadi kasus. Sehingga, tidak terjadi gelombang kedua," ucap dia.

Donny mengklaim, fasilitas kesehatan yang ada sudah mumupuni untuk mengantisipasi terjadinya gelombang dua Covid-19. Mulai ketersediaan tenaga medis hingga rumah sakit darurat Covid-19 sudah tersedia di sejumlah daerah.