Pindah ibu kota tak menjamin Kalimantan bakal sejahtera

"Pindah ibu kota buang-buang uang saja. Para pejabat pemerintah hanya akan terisolasi di kota baru."

Lokasi wilayah ibu kota baru yang direncanakan pemerintah di Pulau Kalimantan. Antara Foto

Profesor Studi Kontemporer Indonesia dari Universitas Leiden, David Henley, mengatakan  rencana pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Pulau Kalimantan belum dibutuhkan saat ini.

“Pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Kalimantan justru berpotensi melepaskan para pejabat publik realitas sosial masyarakat Indonesia yang sesungguhnya,” kata David dalam diskusi di Jakarta Selatan, Minggu (25/8).

David mengatakan demikian karena melihat contoh kasus yang terjadi di Nigeria pada 1976. Ketika itu, Nigeria memutuskan memindahkan Ibu Kota Lagos ke Abuja pada 1991. Setelah dipindahkan, Abuja perlu diakui menjadi kota paling maju di sana. Kota itu tampil penuh kemewahan sesuai yang rencana.

Namun celakanya, penduduk asli Abuja atau sekitar kota tersebut justru tak menikmati kemajuan dan kemewahan kota tersebut dari segi apa pun. 

"Saya melihat langsung yang terjadi di Nigeria, saya pernah bermalam beberapa kali di Abuja dan ini bukan Nigeria. Banyak politisi yang tinggal di lingkungan yang sangat artifisial, istimewa, dan terpencil itu, dan mungkin tidak baik untuk pengambilan keputusannya," katanya.