Kritik aksi pawang hujan di Sirkuit Mandalika, PKS: Hanya orang bodoh percaya dukun

Berbeda dengan warganet yang memuji aksi Rara, Tifatul justru menyebut sebagai sebuah kebodohan.

Raden Roro Istiati Wulandari atau Rara, pawang hujan di MotoGP Mandalika. Foto: Twitter

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring menyoroti aksi Raden Roro Istiati Wulandari atau Rara, pawang hujan di MotoGP Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (20/3) yang viral di media sosial. Berbeda dengan warganet yang memuji aksi Rara, Tifatul justru menyebut sebagai sebuah kebodohan.

"Bahkan termasuk kufur kepada Allah. Salatnya pun tak akan diterima selama 40 hari. Hanya orang-orang bodoh atau jahil terhadap agama yang mau minta tolong kepada dukun," kata Tifatul di akun Twitternya, sebagaimana dikutip Senin (21/3).

Berbeda dengan Tifatul, politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany justru memuji aksi Rara sebagai sebuah kearifan lokal. Menurutnya, aksi Rara menghentikan hujan di Sirkuit Mandalika bukanlah hal yang memalukan.

"Enggak ada yang memalukan dari ini. Pawang memang bagian dari budaya kita. Yang malu sebenarnya dalam alam bawah sadarnya masih melihat apa-apa yang ala Barat sebagai puncak ideal. Kita BUKAN Barat. Kita memiliki tradisi & cara kita sendiri. Itu harus dihargai," tulis Tsmara di akun Twitternya.

Diketahui, nama Rara mulai jadi perbincangan hangat lantaran aksinya sebagai pawang hujan di Sirkuit Mandalika pada Minggu kemarin. Bahkan Mandalika Grand Prix Association (MGPA) memberinya tenda khusus di area sirkuit.