Polisi kesulitan lacak akun penyebar hoaks rusuh Papua

Ada tambahan akun yang dilacak polisi karena dianggap menyebarkan berita hoaks. Akun di Twitter sebanyak 5, plus di Instagram dan Youtube.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo. Antara Foto

Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Mabes Polri kesulitan melacak akun penyebar hoaks yang diduga memicu kerusuhan di Papua dan Papua Barat. Akun tersebut terdaftar bukan nama asli, melainkan anonim.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, akun yang tengah dilacak adalah yang terkait postingan provokatif. Postingan itu diduga menjadi salah satu penyebab ricuh di Papua dan Papua Barat bertambah luas.

Dari hasil penelusuran, kata Dedi, ada tambahan lima akun saat ini. Dedi enggan menyebut kelima akun tersebut.

“Untuk Twitter bertambah kurang lebih ada lima akun lagi. Kemudian untuk Instagram dan Youtube, ada beberapa akun lagi. Semua masih di-profiling oleh Ditsiber Bareskrim,” kata Dedi melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Kamis (22/8).

Menurut Dedi, sebagian besar akun tersebut bersifat anonim. Karena itu, polisi kesulitan melacaknya. Namun demikian, Dedi meyakini Direktorat Siber Bareskrim Polri bakal bisa mengungkap identitas pemilik akun anonim tersebut. Jika sudah terlacak, para pemilik akun akan segera diamankan.