Produksi daging tipis tanpa tulang (fillet) ikan patin di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur meningkat dua kali lipat.
Produksi daging tipis tanpa tulang (fillet) ikan patin di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur meningkat dua kali lipat selama kurun dua tahun terakhir, yakni dari sebelumnya di kisaran 5-6 ton per hari menjadi 12 ton per ton.
"Produksi perikanan untuk komoditas ikan patin di sini meningkat pesat. Produksi besar dan permintaan pasar juga tinggi. Tahun ini pertumbuhan produksinya pesat sekali," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tulungagung Tatang Suhartono, di Tulungagung, Senin (10/9).
Untuk produksi perikanan di Tulungagung, secara keseluruhan telah mencapai 56 ton per hari. Namun, jumlah itu tidak semua diolah di industri hilir menjadi fillet. Sebagian besar di antaranya langsung dikirim ke pasar-pasar ikan untuk konsumsi lokal serta industri pengolahan di luar daerah.
Sekitar 20% yang masuk ke industri hilir pengolahan fillet, dikelola sistem kemitraan dan telah bekerjasama dengan industri besar dengan pendampingan langsung dinas perikanan. "Sistem kemitraan dalam rantai industri pengolahan ikan patin menjadi fillet ini menguntungkan bagi pembudidaya, mitra maupun perusahaan yang menjadi induknya. Karena sebagian besar biaya produksi dibantu, sementara harga jual sudah pasti dengan margin keuntungan yang telah ditentukan sebelumnya," papar Tatang.
Ia menjelaskan, dalam industri fillet, ikan patin tak hanya diambil dagingnya. Bagian lain juga laku, di antaranya kepala, kulit dan isi perut, bisa dimanfaatkan, seperti untuk tepung ikan dan pakan ternak. Kepala patin sendiri dihargai sekitar Rp1.500 sampai Rp2.000 per kilogram.