Program restrukturisasi kredit OJK tak berjalan baik

Ratusan warga di Jateng kesulitan restrukturisasi kredit.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memberikan keterangan pers terkait Covid-19 kepada wartawan di rumah dinas Gubernur Jateng, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (15/3). Foto Antara/Aji Styawan/aww.

Program restrukturisasi kredit yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak berjalan baik. Ratusan orang mengadu ke Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, karena kesulitan dalam mengajukan program relaksasi kredit saat pandemik Covid-19.

"Setidaknya ada 371 warga yang wadul (mengadu) ke saya, susah mengajukan keringanan kredit karena terdampak Covid-19," kata Gubernur Ganjar, di Semarang, Rabu (22/4).

Politikus PDIP itu berharap, semua lembaga keuangan seperti perbankan, lembaga pembiayaan kredit dan lainnya tidak mempersulit warga dalam mengajukan restrukturisasi kredit. Dia menyebut, program restrukturisasi kredit ini sangat membantu masyarakat dan sejak diluncurkan hingga 16 April 2020, tercatat sudah ada 72.699 nasabah di Jateng yang disetujui pengajuan restrukturisasi kreditnya. "Total jumlah kreditnya sebesar Rp6,8 triliun," ujarnya.

Kendati demikian, Ganjar menyebutkan, laporan yang masuk melalui akun media sosial pribadinya ataupun melalui kanal aduan Laporgub, tentang kesulitan mengakses kebijakan itu juga cukup banyak.

"Banyak yang mengadu ke saya, misalnya Mas Saiful Anwar dari Banjarnegara. Sekarang dia nganggur karena tempat kerjanya tutup. Dia mengatakan ke saya, bahwa sulit mengajukan keringanan kredit sepeda motor. Yang begini-begini ini harus dibantu, apalagi katanya, istrinya Saiful, sebentar lagi melahirkan," ujarnya.