Protokol pendidikan dan kesehatan coronavirus: Masih normatif, banyak lubang

Masih terdapat ketimpangan fasilitas antara sekolah negeri dan swasta. Di sisi kesehatan, ada rumah sakit yang tak punya sarana.

Ilustrasi protokol kesehatan dan pendidikan. Alinea.id/Oky Diaz.

Setiap enam bulan sekali, sudah menjadi kegiatan rutin Puskesmas Kelurahan Palmerah II untuk memberikan penyuluhan kesehatan di SDN Palmerah 15, Jakarta Barat. Namun, kali ini ada yang berbeda. Petugas puskesmas menyosialisasikan upaya kewaspadaan terhadap coronavirus jenis baru atau Covid-19.

Wakil Kepala Sekolah SDN Palmerah 15, Ferina Asih Kurniasari mengatakan, sosialisasi pihak puskesmas yang bersifat langkah-langkah pencegahan, disambut pihaknya melalui ajakan kepada orang tua murid untuk membimbing anak-anak mereka.

Menurut Ferina, sejak coronavirus merebak, SDN Palmerah 15 menambah sabun cair pencuci tangan yang dipasang di dinding depan ruang-ruang kelas. Sarana itu melengkapi wadah cuci tangan, yang sebelumnya sudah tersedia.

“Kami berharap ada bantuan dari pemerintah untuk sabun dan hand sanitizer. Karena kan sabun cuci tangan ini dalam dua hari saja sudah habis,” ucapnya saat ditemui reporter Alinea.id di SDN Palmerah 15, Jakarta Barat, Kamis (12/3).

Hal serupa juga dilakukan SMAN 78, Palmerah, Jakarta Barat. Menurut Wakil Kepala Sekolah SMAN 78 Jakarta, Harry Candra, pihaknya menambah stok sabun cair pencuci tangan.