Proyek sumur resapan DKI dinilai habiskan anggaran, hasilnya berantakan

Persoalan sumur resapan terus memunculkan kritik. Selain efektifitasnya, eksekusinya juga dianggap berantakan.

umur resapan berjejer rapi di sepanjang trotoar Jalan Raden Said Soekanto, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (29/11). Alinea.id/Kudus Purnomo Wahidin

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), August Hamonangan mengkritik kerusakan jalan di Jalan Lebak Bulus III akibat pembangunan sumur resapan yang mengganggu aktivitas masyarakat dan membahayakan pengguna jalan.

Diketahui, beberapa sumur resapan di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan tidak cuma jebol, tapi juga retak. Namun, seluruh sumur yang kondisinya jebol dan retak kini sudah diperbaiki seluruhnya.

August menduga hal ini terjadi karena Pemprov DKI sedang mengejar target pembangunan sumur resapan di tahun 2021 yang anggarannya tinggi tapi tak ada kejelasan lokasi sehingga eksekusi pembangunannya berantakan.

"Per November 2021 pembangunan sumur resapan masih kurang 16 ribu dari target. Akibatnya sekarang kejar target tapi kualitas pengerjaannya amburadul dan minim koordinasi," kata August kepada wartawan, Jumat (10/12).

August menilai kejadian ini menunjukan bahwa pembangunan sumur resapan bukan hanya dipertanyakan efektivitasnya, namun juga eksekusinya berantakan.