Pusat belum penuhi janji, korban banjir Lebak kian menderita

Korban masih tinggal di tenda-tenda pengungsian.

Seorang ibu menggendong anaknya di depan tenda pengungsian di Kampung Susukan, Kabupaten Lebak, Banten, Selasa (28/1/2020). Foto Antara/Muhammad Bagus Khoirunas

Pemerintah diharapkan memperhatikan korban banjir dan longsor di Kabupaten Lebak, Banten, karena anggaran kini lebih diprioritaskan untuk penanganan coronavirus baru (Covid-19). Bencana alam itu terjadi pada awal 2020.

"Kita berharap pemerintah tetap memperhatikan dengan mengalokasikan anggaran untuk warga korban banjir bandang dan longsor itu," kata Ketua DPD Partai Keadilan Kesejahteraan (PKS) Lebak, Dian Wahyudi, saat dihubungi, Jumat (8/5).

Imbas banjir dan longsor, ungkap dia, sebagian masyarakat terdampak, masih bertahan di tenda-tenda pengungsian. Nahasnya, kondisi selter tidak layak.

Hingga kini, tambah Dian, korban belum mendapatkan bantuan dana tunggu Rp500.000 per kepala keluarga (KK) yang dijanjikan pemerintah pusat. Bantuan itu rencananya dipakai untuk menempati hunian sementara (huntara) dan akan diberikan selama enam bulan.

"Kami minta dana tunggu itu direalisasikan karena korban banjir bandang dan longsor kini tinggal di tenda-tenda pengungsian yang terbuat dari terpal dan tidak layak. Jika hujan kebocoran dan bila terik matahari tentu kepanasan," paparnya.