Indonesia mengalami 36 bencana hidrometeorologi pada seminggu terakhir

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebagai salah satu bencana hidrometeorologi kering, menjadi bencana terbanyak pada periode ini.

Upaya pemadaman kebakaran masih terus dilakukan oleh BPBD Kabupaten Sukamara bersama tim gabungan dari TNI/Polri, Manggala Agni, Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Sukamara-Lamandau, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), OrangUtan Foundation United Kingdom (OF UK Indonesia) dan Masyarakat Peduli Api (MPA) di wilayah Kabupaten Sukamara, Provinsi Kalimantan Tengah, pada Kamis, (18/8/2022). Foto BPBD Kabupaten Sukamara

Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, selama periode 15-21 Agustus 2022, Indonesia tercatat mengalami 36 bencana hidrometeorologi, baik itu basah maupun kering.

"Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebagai salah satu bencana hidrometeorologi kering, menjadi bencana terbanyak pada periode ini dengan 16 kejadian. Selanjutnya banjir dan cuaca ekstrem," kata dia dalam keterangannya secara daring, Senin (22/8).

Dalam kurun waktu tersebut, bencana kebakaran hutan dan lahan menyebabkan 85,35 ha lahan terbakar. Sedangkan banjir telah merendam 9.662 rumah yang menyebabkan 37.418 jiwa terdampak mengungsi. Sebanyak 63 unit tumah rusak akibat cuaca ekstrem

Distribusi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di pesisir Aceh bagian barat daya dan selatan, Riau, Rokan Hulu, Sumatera Selatan, Kalimantan, dan beberapa tempat di Jawa Timur. Jawa Timur sebenarnya bukan daerah gambut, tetapi karena mengalami kekeringan yang panjang memicu kebakaran lahan di Mojokerto dan Situbondo.

"Bencana hidrometeorologi lainnya yang terjadi, yakni banjir sebanyak sembilan kali, cuaca ekstrem sebanyak sembilan kali, dan  tanah longsor sebanyak dua kali. Dalam sepekan tercatat terjadi 36 kejadian bencana," kata dia