Sampah Kali Adem picu kerusakan ekosistem laut Jakarta

WALHI menyebut, ratusan ton sampah yang memadati perairan Kali Adem cukup membuat kerusakan ekosistem laut Jakarta kian parah.

Petugas kebersihan berjalan di antara tumpukan sampah di kawasan teluk Jakarta, Jakarta, Jumat (16/3). Pencemaran di wilayah teluk Jakarta mayoritas bersumber dari limbah domestik rumah tangga yang menyebabkan air laut menjadi tercemar dan berdampak buruk bagi ekosistem./ Antarafoto

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mensinyalir ada 100 ton sampah yang memenuhi wilayah konservasi bakau Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara. Tumpukan sampah yang telah mengeras itu, diyakini terbawa dari sejumlah perairan di sekitar Teluk Jakarta, karena angin barat yang terjadi sejak Januari lalu.

Gubernur DKI Anies Baswedan sejak Sabtu lalu mengklaim, telah berhasil mengangkut sebanyak 50 ton lebih sampah untuk dibuang ke TPST Bantargebang, Bekasi. "Diperkirakan masih ada lebih dari 50 ton lagi yang ada di sini," ujarnya saat mengunjungi lokasi, Senin (19/3).

Dwi Sawung, aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menyebut ratusan ton sampah yang memadati perairan Kali Adem cukup membuat kerusakan ekosistem laut Jakarta kian parah. Yang paling menghawatirkan adalah terancamnya ekosistem mangrove dan ikan yang telah terpapar limbah plastik.

Sejumlah riset mengemukakan, kandungan plastik di dalam tubuh ikan, bila akhirnya dikonsumsi manusia dapat menyebabkan beragam masalah kesehatan, mulai peradangan tubuh, kematian sel, sampai kerusakan saluran pencernaan.

"Dampak dari sampah itu yang pasti ikan tidak ada. Kalau pun ada ikan itu pasti telah tercemar limbah plastik," terang Sawung kepada Alinea.