Satgas klaim kasus anak positif Covid-19 meninggal dunia rendah

Satgas Covid-19 sesumbar, anak-anak relatif terlindungi karena cenderung tidak memiliki penyakit penyerta (komorbid).

Ilustrasi. iStockphoto

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyatakan, sebesar 14% dari total kasus positif mendera anak usia sekolah. Namun, jumlah kasus kematiannya (case fatality rate/CDR) diklaim relatif rendah.

"Dilihat dari kondisi secara nasional, anak-anak relatif terlindungi. Kita harus lihat pada kematian, bahwa kondisinya fluktuatif dan korban memang ada usia anak-anak sekolah," ucap Juru bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito, dalam telekonferensi, Selasa (30/3).

Berdasarkan data Satgas Covid-19, kasus positif anak usia sekolah terbanyak menjangkit usia 7-12 tahun (SD) dengan 49.962 kasus, lalu usia 16-18 tahun (SMA) sebesar 45.888 kasus, usia 13-15 tahun (SMP) sebanyak 36.634 kasus, usia 3-6 tahun (TK) dengan 25.219 kasus, serta usia 0-2 tahun (PAUD) sebesar 23.934 kasus. Sementara itu, fatalitas tertinggi mendera kelompok anak usia PAUD sebanyak 241 kasus, disusul usia SD 120 kasus, 108 kasus usia SMA, usia TK 65 kasus, serta usia SMP 58 kasus.

Hingga siang tadi, total kasus positif yang dikonfirmasi Satgas Covid-19 via Kementerian Kesehatan mencapai 1.505.775. Sebanyak 40.754 pasien di antaranya meninggal dunia.

Dari data nasional tersebut, Wiku sesumbar, anak usia sekolah lebih terlindungi karena tanpa penyakit penyerta. Meski demikian, orang tua/wali siswa ataupun anggota keluarga yang lansia lebih berisiko meninggal dunia lantaran mayoritas memiliki komorbid.