Sejak 2016, Yogyakarta jadi target kaum radikal

Pesantren dan kampus terus jadi sasaran penyebaran paham radikal.

Ribuan mahasiswa mengikuti aksi #GejayanMemanggil di Simpang Tiga Colombo, Gejayan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin (23/9). /Antara Foto

Direktur Bina Masyarakat (Dirbinmas) Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Kombes Pol Rudi Heru Susanto mengatakan, DIY menjadi target penyebaran paham radikal berbahaya sejak 2016. Tak hanya di kampus-kampus, kelompok radikal juga menyasar pondok-pondok pesantren yang ada di DIY.

"Tahun 2016, berdasarkan laporan intelijen, Yogyakarta rawan dan akan disusupi dari sisi kampus dan ponpes. Tapi, Pak Kapolda kemudian intens ke kampus dan ponpes menyuarakan antiradikalisme dan selalu cinta Pancasila," tutur Rudi di Polda DIY, Yogyakarta, Jawa Tengah, Rabu (9/10).

Ia mengatakan, ada sekitar 103 universitas swasta dan tujuh universitas negeri yang ada di Yogyakarta yang menjadi target penyerangan paham radikal. Di kampus-kampus itu, banyak mahasiswa yang bergabung ke dalam organisasi yang terbilang ekstrem. 

"Kalau di ponpes itu, bahkan ada yang tidak mau upacara dengan alasan bid’ah. Tapi, terus dilakukan pendekatan dan saat ini sudah menggelar upacara dan mendukung program pemerintah," ujar dia. 

Namun demikian, menurut Rudi, saat ini Yogyakarta terbilang aman dari ancaman radikalisme. Hal itu setidaknya terbukti dari damainya aksi unjuk rasa yang digelar mahasiswa di Yogyakarta, beberapa waktu lalu.