Selama PSBB, PAM Jaya sebut konsumsi air bersih menurun

Berkurangnya, pendistribusian air bersih karena sejumlah perusahaan dan pelaku industri tidak beroperasi.

Air putih yang bersih dan sehat berfungsi efektif menunda rasa lapar. / Ilustrasi: Pixabay

Komsumsi air bersih di Jakarta selama masa penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menurun. Direktur Utama (Dirut) PAM JAYA, Priyatno Bambang Hernowo mengungkapkan, sebelum masa PSBB total air terdistribusi ke warga sebanyak 20.200 liter. 

Sedangkan, pada masa PSBB hanya 19.500 hingga 19.800 liter. "Pada masa PSBB, secara sumber air tidak ada masalah. Kalau dilihat, Januari sampai Mei 2020, tidak terjadi disruption yang signifikan kami bisa mengalirkan air. Seperti, masa normal biasanya 20.200 liter. PSBB kami bisa 19.500-19.800 liter," kata Bambang, dalam acara diskusi yang berjudul Syawal Virtual, yang dihelat Koordinator Wartawan Balai Kota-DPRD, Rabu (10/6). 

Bambang menjelaskan, berkurangnya pendistribusian air bersih pada masa PSBB karena sejumlah perusahaan dan pelaku industri tidak beroperasi. Sementara itu, ada kenaikan komsunsi air bersih di sektor rumah tangga. 

Sebab, menurut dia, pemerintah mengimbau kepada masyarakat untuk tetap di rumah. "Untuk hotel dan apartement, komposisinya itu air bersih berkurang 5,75%, dari pada sebelum adanya wabah Covid-19 dan itu berpindah ke rumah tangga sederhana dan rumah tangga menengah secara signifikan," jelas dia. 

Jadi memang, kata Bambang, ada kecenderungan perpindahan komsumsi air bersih dari sektor komersil ke rumah tangga. Karena, adanya arahan pemerintah untuk tetap di rumah dan bekerja di rumah atau Work From Home (WFH)