Sengsara penggali lahad corona: Dari jatuh ke lubang hingga mati kelelahan

Jumlah pemakaman dengan protap Covid-19 tak sebanding dengan tenaga pemulasaraan jenazah di TPU DKI.

Ilustrasi pemakaman dengan protap Covid-19. Alinea.id/Dwi Setiawan

Nurdin, 38 tahun, baru bisa mendudukkan pantatnya di sebuah kursi lipat di dalam tenda hijau di sudut Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (12/9) petang itu. Sejak pagi, anggota tim penggali kubur TPU Tegal Alur itu tak henti-hentinya bekerja. 

Sambil membakar sebatang rokok, Nurdin berseloroh di depan rekan-rekannya yang sudah terlebih dahulu berada di dalam tenda. Ia bilang kemungkinan mereka bakal lembur lagi hingga malam hari. "Padahal, malam Minggu nih entar malam," kata dia. 

Ramalan Nurdin langsung jadi kenyataan. Sebuah mobil jenazah beserta rombongannya masuk ke area TPU Tegal Alur. Tanpa pikir panjang, Nurdin langsung membuang rokok di tangan, mencari baju hazmat dan menyiapkan alat pelindung diri (APD). "Baru juga ngaso, udah datang lagi aja," ujar dia. 

Ia dan tiga rekannya langsung menuju liang lahad yang sudah disiapkan sebelumnya. Dengan terampil, Nurdin dan rekan-rekannya menggotong peti jenazah. Tak butuh lama, "penghuni baru" TPU Tegal Alur itu terkubur.

Usai APD dan baju hazmat dilepas, keringat tampak membasahi wajah Nurdin. "Lumayan panas banget. Apalagi, kalau  dipakai sambil macul siang-siang," kata Nurdin kepada Alinea.id