Siklon Cempaka, 'pembawa bencana' dari Samudera Hindia

Siklon Cempaka memicu curah hujan berlebih yang mengakibatkan banjir dan tanah longsor di 28 kabupaten/kota di Indonesia.

Banjir di Pacitan, Jawa Timur. (foto: Destyan Sujarwoko/Antara)

Sebagai negara yang terletak di garis khatulistiwa, keberadaan Indonesia yang diapit dua samudera seringkali dianggap sebagai berkah karena potensi keanekaragaman hayati, beriklim tropis dan kekayaan alamnya. Namun, dibalik itu, terdapat potensi bencana yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

Dalam dua hari terakhir, cuaca ektrem telah menyebabkan banjir, longsor dan puting beliung di 28 kabupaten/kota di Pulau Jawa dan Bali. Data sementara yang dihimpun posko Badan nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana tersebut terjadi Kabupaten Situbondo, Sidoarjo, Pacitan, Wonogiri, Ponorogo, Serang, Sukabumi, Sragen, Boyolali, Magetan, Trenggalek, Cilacap, Purworejo, Tulungagung, Semarang, Klaten, Malang, Wonosobo, Klungkung, Kota Yogyakarta, Gunung Kidul, Kulon Progo, Sleman, Bantul, Kudus, dan Sukoharjo.

Saking parahnya, 13 desa dari 3 kecamatan di Pacitan terendam banjir dan melumpuhkan jalan lintas selatan serta menewaskan 19 orang. Kapusdatin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menyebut 4.000 jiwa menungsi di GOR Pacitan dan Masjid Sirnoboyo.

Sedangkan di di Yogyakarta, banjir merendam 3 titik di Kabupaten Gunung Kidul dan 2 titik di Kabupaten Kulonprogo. Kemudian tanah longsor terjadi di 22 titik yaitu, 16 di Kabupaten Bantul, 2 titik di Kabupaten Kulonprogo, 1 titik di Kabupaten Gunung Kidul dan 3 titik di Kabupaten Sleman. Sementara puting beliung juga melanda 56 titik di daerah Yogyakarta.

Munculnya Siklon Cempaka