close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi di depan ribuan peserta Jambore Nasional ke-3 Relawan Muhammadiyah Aisyiyah di Wonder Park, Tawangmangu, Karanganyar, Kamis (26/6/2025). Foto Pemprov Jawa Tengah.
icon caption
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi di depan ribuan peserta Jambore Nasional ke-3 Relawan Muhammadiyah Aisyiyah di Wonder Park, Tawangmangu, Karanganyar, Kamis (26/6/2025). Foto Pemprov Jawa Tengah.
Peristiwa
Jumat, 27 Juni 2025 22:27

Ahmad Luthfi: Penanganan Bencana Butuh Kebersamaan

Kebersamaan dalam menghadapi bencana itu, terbukti ketika sama-sama menghadapi bencana Covid-19 beberapa tahun silam.
swipe

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyatakan, upaya pencegahan dan penanganan bencana yang berpotensi terjadi di wilayahnya butuh aksi gotong royong dan kebersamaan dari berbagai elemen. 

Hal itu disampaikan di depan ribuan peserta Jambore Nasional ke-3 Relawan Muhammadiyah Aisyiyah di Wonder Park, Tawangmangu, Karanganyar, Kamis (26/6).

"Alhamdulillah, hari ini kita punya persamaan sikap dan tindakan, dalam rangka menjadi garda terdepan dalam hal tanggap bencana," kata Luthfi. 

Menurut dia, kebersamaan dalam menghadapi bencana itu terbukti ketika sama-sama menghadapi bencana Covid-19 beberapa tahun silam. 

"Covid-19 menjadi bencana manusia yang harus kita renungkan, khususnya bagi relawan saat ini. Indonesia mampu dan dunia mengakui, karena kita punya asas gotong royong yang dimiliki oleh seluruh masyarakat Indonesia," jelasnya.

Oleh karena itu, seluruh elemen masyarakat, baik itu pemerintah, TNI, Polri, dokter, relawan, dan profesi apapun harus memiliki kepekaan (sense of crisis) yang sama terkait kebencanaan.

"Tidak perlu disuruh ketika ada bencana, langsung tanggap dan respons cepat harus nomor satu," katanya.

Jambore Nasional ke-3 Relawan Muhammadiyah Aisyiyah ini diikuti sekitar 1.356 peserta dari 30 provinsi se-Indonesia. Mulai dari Aceh sampai Papua.

Menurut Luthfi, hal itu menunjukkan bahwa relawan adalah garda tedepan dalam penanganan bencana. Jambore diharapkan dapat mempererat kesiapsiagaan terkait bencana di wilayah masing-masing.

"Cucuk lampah tanggap bencana adalah relawan. Mereka harus jadi pionir dalam menangani bencana. Ingat bencana, maka Anda adalah garda terdepan dalam menangani masalah," kata Luthfi.

Kebersamaan dan gotong royong terkait tanggap bencana itu juga disampaikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto. Berdasarkan undang-undang, penanganan bencana harus dilakukan secara pentahelik.

"Kami menyadari penanganan bencana tidak bisa ditangani oleh salah satu pihak saja. Tadi Pak Gubernur Jateng menyampaikan harus gotong royong, harus bekerja sama. Itu betul sekali," kata Suharyanto.

Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu'ti menambahkan, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat Aisyiyah dibentuk sebagai kehadiran organisasi dalam tanggap bencana. Di mana ada bencana, maka di sana ada MDMC.  

"Pelayanan sosial itu sudah menjadi nyawanya Muhammadiyah," katanya.

img
Hermansah
Reporter
img
Hermansah
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan