Kali kedua jadi Kapolda Papua, Paulus fokus tangani korban rusuh

Paulus tetap akan gunakan cara sinergitas masyarakat adat, tokoh agama dan pemerintah untuk selesaikan konflik di Papua.

ertimbangan Kapolri mengembalikan Paulus menjadi Kapolda Papua adalah konflik yang terjadi di Papua.Alinea/Ayu Mumpuni

Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian mengganti tiga Kapolda hari ini, Senin (30/9), melantik pejabat baru di jajaran Polri. Salah satu pejabat yang dilantik adalah Kapolda Papua. Semula, jabatan ini diduduki Irjen Pol Rudolf Albert Rodja. Rodja digantikan Irjen Pol Paulus Waterpauw.

Pertimbangan Kapolri menunjuk Paulus menjadi Kapolda Papua adalah konflik yang berkecamuk di Papua. Seperti diketahui, konflik di Papua telah memakan banyak korban jiwa. Atas dasar peristiwa tersebut, Kapolri mengganti Kapolda Papua. Pergeseran serupa juga terjadi pada Kapolda Riau dan Kapolda Sulawesi Tenggara.

Ia kali kedua Paulus menjabat posisi Kapolda Papua. Posisi yang sama pernah ia emban pada tahun 2015. Paulus lahir di Fakfak, Papua, 25 Oktober 1963. Dia menyelesaikan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1987. Sebelum menjadi orang nomor satu di Papua, Paulus pernah dipercaya menjabat Kapolres Mimika.

Setelah menjabat Kapolres Mimika, kemudian dia dipercaya menjabat Kapolresta Jayapura. Pada 2015, Paulus menjabat Kapolda Papua. Lalu pada 2017, Paulus menjabat sebagai Kapolda Sumatera Utara.

Pria 55 tahun itu kemudian dipindahkan ke Lembaga Pertahanan dan Keamanan Nasional (Lemhannas) pada 13 Agustus 2018. Ia menikah dengan Roma Megawanti Pasaribu. Paulus dan Roma dianugerahi 3 anak. Setelah kerusuhan kembali merebak di Papua, Paulus kembali mengemban tugas penting di sana. Ia dilantik 30 September 2019.