Subsidi 50%, tarif LRT Jabodebek dipatok Rp12.000

Kereta lintas raya terpadu (light rail transit/LRT) Jabodebek yang ditarget mulai beroperasional per 2021 dengan tarif Rp12.000 per orang.

Kereta lintas raya terpadu (light rail transit/LRT) Jabodebek yang ditarget mulai beroperasional per 2021 dengan tarif Rp12.000 per orang. Alinea.id/Soraya Novika

Kereta lintas raya terpadu (light rail transit/LRT) Jabodebek yang ditarget mulai beroperasional per 2021 mendatang sudah dipatok tarif sebesar Rp12.000 mencakup rute Cibubur-Dukuh Atas. Besaran tarif tersebut disebut telah disubsidi hingga 50% dari harga komersilnya.

"Pemerintah sudah mensubsidi dari harga komersil Rp25.000," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Stasiun Harjamukti Cibubur, Depok, Jawa Barat, Minggu (13/10).

Selain lebih murah dari proyek MRT, dari segi teknologi pun, kereta LRT Jabodebek diklaim lebih canggih yakni dengan headway atau waktu tunggu penumpang selama 2-3 menit di setiap stasiun. Poin plus lainnya ialah mayoritas pembangunan sarana dan prasaran kereta LRT ini berasal dari dalam negeri.

"Lebih dari 60% pembangunannya merupakan local content kereta nya pun buatan LEN (PT LEN Industri (Persero)) dan INKA (PT Industri Kereta Api (Persero)), ini pencapaian luar biasa," ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.

Meski demikian, dari segi kapasitas menampung penumpang, MRT tetap lebih unggul. Kereta LRT Jabodebek diproyeksi hanya mampu menampung sebanyak 1.308 penumpang dalam keadaan padat dan sebanyak 740 orang dalam keadaan normal untuk total enam rangkaian kereta.