Survei KPAI: 66% responden menolak sekolah dibuka Juli 2020

46% responden menuntut pembukaan sekolah harus berdasar pertimbangan pakar epidemiologi.

Kepala sekolah SMP N 4 Bawang Mulud Sugito (tengah) bersama guru wiyata menyerahkan lembar tugas soal kepada siswa yang belajar di rumah di Pranten, Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa (2/6). Foto Antara/Harviyan Perdana Putra/hp.

Wacana pembukaan kembali sekolah di tengah pandemi Covid-19 masih terdapat penolakan. Sebagian besar orang tua, masih khawatir jika buah hatinya harus kembali ke sekolah dalam waktu dekat. 

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti mengungkapkan, sebanyak 90.519 responden orang tua (46%) menuntut pembukaan sekolah harus berdasar pertimbangan pakar epidemiologi. "Kapan idealnya sekolah dibuka? Menurut responden terbanyak, orang tua ketika sudah dinyatakan sebagai zona hijau atas rekomendasi pakar epidemiologi," kata Retno, dalam keterangan tertulis, Rabu (3/6).

Sementara itu, sebanyak 75.788 responden orang tua (39%) menilai idealnya sekolah dibuka berdasarkan kajian mendalam dan rekomendasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, di masing-masing daerah.

Retno menerangkan, alasan responden menolak sekolah dibuka pada bulan 2020 beragam. Terbanyak, terkait alasan tingginya kasus positif Covid-19 (60%). Disusul secara berurutan, kekhawatiran orang tua jika anaknya tertular virus saat perjalanan menuju dan pulang sekolah 47% dan wastafel di sekolah minim jumlahnya 21%.

Lalu, jarang ada sabun cuci tangan di toilet dan wastafel sekolah 19%, jarang ada tisu di toilet dan wastafel sekolah 18%, toilet sekolah tidak bersih 15%, dan toilet sekolah kadang airnya terbatas 15%.