Survei P2G: 36,7% orang tua tak mau anaknya divaksin Covid-19

P2G menemukan fakta, ada orang tua yang percaya vaksin berisi chip dari negara tertentu

Gubernur Anies memantau vaksinasi keliling yang digelar di Taman Dadap Merah Kebagusan, Kamis (8/7/2021). Foto Humas Pemprov DKI

Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mengungkapkan, 55,5% orang tua siswa tidak mengetahui proses vaksinasi anak di sekolah atau daerah. Sedangkan 35,3% orang tua mengetahui informasi vaksinasi anak di daerah/sekolahnya dan 9,2% orang tua ragu-ragu dengan informasi tersebut.

Lalu, sebesar 63,3% responden orang tua setuju anaknya divaksin Covid-19. Sedangkan 23,5% orang tua tidak setuju dan 13,2% menyatakan ragu-ragu. Dari total 36,7% orang tua yang menyatakan ragu-ragu dan tidak setuju anaknya divaksin Covid-19, terbanyak beralasan khawatir berdampak buruk pada anak atau 72,%.

Disusul kemudian, 5,4% orang tua khawatir tujuan vaksinasi bukan untuk kesehatan, 5,2% anak memiliki penyakit, 4,2% orang tua khawatir vaksin tidak halal, 4% menurut orang tua vaksin belum teruji, 8,7% jawaban lainnya.

"Kami menyayangkan masih ada orang tua yang khawatir vaksinasi anak bukan bertujuan untuk kesehatan. P2G menemukan fakta, ada orang tua yang percaya vaksin berisi chip dari negara tertentu. Setelah anak divaksinasi maka chip tersebut akan lekat di tubuhnya. Ada juga yang percaya vaksin haram hukumnya, padahal MUI sudah mengeluarkan fatwa halal,” ujar Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim dalam keterangan tertulis, Minggu (12/7) malam.

P2G menganggap perlu ada sosialisasi dan edukasi manfaat anak divaksin Covid-19 kepada orang tua. Sosialisasi dan edukasi wajib menggandeng organisasi komite sekolah atau persatuan orang tua murid dan guru (POMG). P2G juga meminta sekolah proaktif berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan hingga Dinas Pendidikan untuk penjadwalan vaksinasi siswa.