Transparansi data jadi masalah tangani Covid-19 di Indonesia

Kelengkapan dan keterbukaan data penting untuk menekan penyebaran Covid-19.

Seorang warga melintas di depan mural bertema Covid-19 di Jalan Baru, Kota Depok, Jabar, Senin (30/3/2020). Foto Antara/Asprilla Dwi Adha

Keterbukaan maupun pencatatan data atau informasi dalam penanganan wabah coronavirus baru (Covid-19) di Indonesia belum baik. Padahal, keberadaannya penting untuk penerapan epidemiologi, sehingga proses penyebarannya dapat efektif ditekan.

"Untuk data, ini memang menjadi persoalan," kata Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (PP IAKMI), Ede Surya Darmawan, melalui konferensi web, Kamis (2/4).

Data merupakan instrumen penting dalam melacak penyebaran penyakit. Setidaknya informasi tentang riwayat pasien bagi petugas surveilans, bermanfaat untuk melakukan pelacakan orang-orang berpotensi terjangkit.

Anggota Tim Satgas Covid-19 IAKMI, Budi Haryanto, menerangkan, penelusuran kasus (tracing) dilakukan berdasarkan tiga prinsip. Waktu, tempat, dan orang.

Saat seorang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) masuk rumah sakit (RS), pendekatan itu mestinya telah dilakukan. Yang bersangkutan telah diwawancarai petugas surveilans.