Update banjir bandang NTT: 128 meninggal, 72 hilang, 8.424 mengungsi

cuaca ekstrem akibat siklon tropis Seroja masih berpotensi terjadi di NTT dalam beberapa hari ke depan.

Penampakan pascabanjir bandang di Kabupaten Lembata, NTT, pada Minggu (4/4/2021). Dokumentasi BPBD Lembata via BNPB

Berdasarkan data Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNPB) per Senin (5/4), pukul 23.00 WIB, sebanyak 2.019 kepala keluarga (KK) atau 8.424 warga mengungsi dan 1.083 KK atau 2.683 warga lainnya terdampak banjir bandang imbas cuaca ekstrem menyusul adanya siklon tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pengungsian tersebar di lima daerah. Perinciannya, 7.212 warga mengungsi di Kabupaten Sumba Timur, 959 warga mengungsi di Lembata, 672 warga mengungsi di Rote Ndao, 284 warga mengungsi di Sumba Barat, serta 256 warga mengungsi di Flores Timur.

Siklon tropis tersebut berdampak pada 8 wilayah di NTT, yakni Kota Kupang, Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao, dan Alor. Total sebanyak 128 warga meninggal dunia, detailnya 67 orang dari Lembata, 49 warga Flores Timur, serta 12 warga Alor.

Sementara itu, korban yang masih dinyatakan hilang mencapai 72 orang. Penjabarannya, sebanyak 28 orang dari Alor, 23 warga Flores Timur, serta 21 warga Lembata.

"Bencana cuaca ekstrem di beberapa wilayah tadi juga berdampak pada sejumlah kerugian (materiel)," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, dalam keterangannya, Selasa (6/4).