Update banjir bandang NTT: 177 orang meninggal, 45 hilang

Wagub NTT mengakui, masih ada daerah-daerah terdampak bencana akibat siklon tropis Seroja ini yang belum terjangkau posko pusat.

Presiden Jokowi saat mengunjungi Desa Amakaka Kecamatan Ile Ape, NTT, Jumat (9/4/2021)/Foto Setkab.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal akibat banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT). Hingga Minggu (11/4) pukul 20.00 WIB mencapai 177 orang.

Rincian korban meninggal dunia, yaitu sebanyak 72 warga Kabupaten Flores Timur, 28 warga Kabupaten Alor, tujuh warga Kabupaten Malaka, dan satu warga Kabupaten Sikka. Kemudian, 47 warga Kabupaten Lembata, 12 Kabupaten Kupang, enam warga Kota Kupang, tiga warga Kabupaten Sabu Raijua, dan satu warga Kabupaten Ende.

Total orang yang masih dinyatakan hilang 45 orang. Rinciannya, dua warga Kabupaten Flores Timur, 22 warga Kabupaten Lembata, lima Kabupaten Sabu Raijua, 13 warga Kabupaten Alor, dan 3 warga Kabupaten Kupang.

Wakil Gubernur (Wagub) NTT, Josef Nae Soi mengakui, masih ada daerah-daerah terdampak bencana akibat siklon tropis Seroja ini yang belum terjangkau posko pusat. Misalnya, desa-desa di Kabupaten Kupang.

"Daerah-daerah yang belum terjangkau oleh kami, yaitu di Kabupaten Kupang dan memang ini kami agak terlambat mendapatkan informasi, karena kondisi daerahnya yang terputus. Cuaca kemarin (belakangan ini) tidak bersahabat," ucapnya dalam konferensi pers virtual, Minggu (11/4).