Update korban banjir NTT: 163 meninggal, 20.929 masih mengungsi

Banjir dan longsor di NTT telah menyebabkan berbagai kerugian materiil.

Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo meninjau dampak banjir bandang di Kabupaten Alor, Provinsi NTT. Foto humas BNPB

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal akibat banjir bandang di Nusa Tenggara Timur (NTT) per Kamis (8/4) pukul 20.00 WIB mencapai 163 orang, 45 hilang, 132 luka-luka, dan 20.929 orang mengungsi.

Rincian korban meninggal dunia, yaitu sebanyak 71 warga Kabupaten Flores Timur, 27 warga Kabupaten Alor, enam warga Kabupaten Malaka, dan satu warga Kabupaten Sikka. Kemudian, sebanyak 43 warga Kabupaten Lembata, tiga Kabupaten Kupang, enam warga Kota Kupang, dua warga Kabupaten Sabu Raijua, dua warga Kabupaten Rote Ndao, satu warga Kabupaten Ngada, dan satu warga Kabupaten Ende.

“Secara keseluruhan untuk NTT korban meninggal sebanyak 163 orang, dan 45 orang hilang,” ujar Kepala BNPB Doni Monardo dalam konferensi pers virtual, Kamis (8/4).

Banjir dan longsor di NTT telah menyebabkan berbagai kerugian materiil. Rumah, sekolah, hingga gedung pemerintah hancur. Jembatan putus hingga berbagai wilayah masih terisolir. Selain itu, kata dia, bupati/wali kota melaporkan banyak pula sawah dan irigasi hancur, serta hewan ternak hanyut.

Sebelumnya Kepala BNPB, Doni Monardo menyebut, hampir semua tempat pengungsian korban banjir bandang di NTT telah tersedia layanan kesehatan. Namun, jumlah dokter masih terbatas hingga kini.