Update pascagempa M6,2 Sulbar: 81 meninggal, 253 luka berat, 19.435 mengungsi

BNPB juga mengimbau agar warga yang tinggal di kawasan perbukitan dengan tebing curam untuk waspada terhadap longsoran dan reruntuhan batu.

Salah satu bangunan yang hancur di Kecamatan Mamuju, Minggu (17/1/2021). Foto Humas BNPB.

Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Pusdalops BNPB) melaporkan, berdasarkan data per 18 Januari 2021 pukul 08.00 WIB, sebanyak 19.435 orang mengungsi pascagempa magnitudo 6,2 di Sulawesi Barat (Sulbar) pada Jumat (15/1), pukul 01.28 WIB. Rinciannya, 15.014 orang mengungsi di Kabupaten Mamuju dan 4.421 orang mengungsi di Kabupaten Majene.

Ada 25 titik pengungsian di Kabupaten Majene yang tersebar di Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, dan Desa Limbua.

“(15 sisa titik pengungsian) yang masih dalam proses pendataan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB . Raditya Jati dalam keterangan tertulis, Senin (18/1).

Sementara itu, terdapat lima titik pengungsian di Kabupaten Mamuju. Namun, titik pengungsian di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro masih dalam proses pendataan. Korban meninggal akibat gempa tersebut sebanyak 81 orang, yaitu 11 orang meninggal di Kabupaten Majene dan 70 orang di Kabupaten Mamuju.

Pusdalops BNPB juga melaporkan sebanyak 64 orang mengalami luka berat di Kabupaten Majene dan 189 orang di Kabupaten Mamuju. “Total korban dengan luka berat mencapai 253 orang. Sedangkan korban dengan luka ringan tercatat sebanyak 679 orang,” ucapnya.