Vaksinasi tergesa ala Luhut: Risiko kemahalan dan rasa aman palsu

"Kejar tayang" vaksinasi menuai kritik banyak pihak.

Ilustrasi. Foto Pixabay.

Presiden Joko Widodo mengingatkan jajaran pembantunya untuk menyiapkan rencana pemberian vaksin Covid-19 kepada masyarakat diperhitungkan secara detail dan hati-hati. Kepala Negara tidak ingin vaksinasi melawan virus SARS-Cov itu dilakukan secara tergesa-gesa.

"Semua harus siap, termasuk komunikasi publik mengenai halal dan haram, harga, kualitas, dan distribusinya," cuit Presiden Jokowi melalui akun Twitternya, Senin (19/10).

Rencana pemberian vaksin Covid-19 membutuhkan persiapan yang detail dan hati-hati. Vaksinasi ini tidak akan dilaksanakan secara tergesa-gesa.

Semua harus siap, termasuk komunikasi publik mengenai halal dan haram, harga, kualitas, dan distribusinya. pic.twitter.com/Z9IOWMsB9J — Joko Widodo (@jokowi) October 19, 2020

Presiden tidak menyebut cuitan itu ditujukan kepada siapa. Jika kemudian publik menduga-duga, tentu tak bisa disalahkan. Di jajaran Kabinet Indonesia Maju, salah satu menteri yang getol mendorong percepatan vaksin adalah Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Terakhir, Luhut menyinggung percepatan vaksinasi dari tahun 2021 menjadi November di sela kunjungan kerja dan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan jajaran pemerintahan China di Yunan, 11 Oktober lalu. Saat itu Luhut ditemani Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Duta Besar RI Djauhari Oratmangun dan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir.