Volume kubah lava Gunung Merapi menurun

Masyarakat di sekitar Gunung Merapi masih diimbau untuk selalu waspada akan potensi ancaman yang bisa datang kapan saja.

Letusan Gunung Merapi terlihat dari Bulit Klangon, Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY, Selasa (3/3/2020). Foto Antara/Rizky Tulus

Erupsi dan guguran awan panas yang terjadi beberapa hari belakangan di Gunung Merapi, menyebabkan penurunan yang cukup signifikan pada volume kubah lava. Kendati demikian, masyarakat di sekitar Gunung Merapi masih diimbau untuk selalu waspada akan potensi ancaman yang bisa datang kapan saja.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan, guguran awan panas yang terjadi pada dua lalu, mengakibatkan penurunan pada kubah lava Merapi. Namun, bukan berarti erupsi telah berakhir. Potensi ancaman karena adanya supply atau aktivitas dari dalam Gunung Merapi, masih harus diperhatikan dengan saksama.

“Potensi bahaya memang berkurang karena guguran awan panas yang terjadi. Namun, yang perlu kita perhatikan kalau ada supply atau aktivitas dari dalam. Ini yang kita tidak tahu,” kata Hanik dalam video conference, Jum’at (29/1).

Karenanya, Hanik mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak membuat kesimpulan singkat terkait berakhir atau berlanjutnya erupsi atau guguran awan panas di Gunung Merapi.

“Terkait selesai atau belum, kita tunggu perkembangannya. Karena ini baru tiga hari jadi belum bisa menyimpulkan sesingkat ini,” ujarnya.