Wali Kota Bogor: GKI Yasmin kerikil dalam sepatu saya

Bima Arya optimistis polemik larangan beribadah umat GKI Yasmin bisa dirampungkan tahun ini.

Wali Kota Bogor Bima Arya (kedua kiri) bersama Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Fahrudin (kedua kanan), Ketua Dewan Pendidikan Kota Bogor Deddy Karyadi (kiri) dan sejumlah Camat Kota Bogor memberikan keterangan kepada wartawan terkait data manipulasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Bogor Tahun 2019 di ruang Paseban Sri Bima, Balaikota Bogor, Jawa Barat, Senin (1/7). /Antara Foto

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan pemerintahannya telah menggelar beragam upaya untuk mengatasi polemik larangan beribadah bagi umat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin. Ia optimistis persoalan GKI Yasmin bisa dituntaskan tahun ini. 

"Saya yakin (GKI) Yasmin selesai. Ya, mudah-mudahan Natal tahun ini ada kabar baik untuk kita semua," kata Bima dalam seminar bertajuk "Mendorong dan Memperkuat Kebijakan Toleransi dan Anti Diskriminatif di Indonesia" di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Selasa (13/8).

Bima mengatakan, kasus GKI Yasmin tak lagi sekadar isu lokal. Bahkan, kasus GKI Yasmin menjadi salah satu indikator yang menyebabkan Kota Bogor dinilai sebagai kota intoleran berdasarkan hasil riset Setara Institute.

"Saya akui (GKI Yasmin) ini kerikil dalam sepatu yang buat saya tidak enak berjalan kalau belum selesai," kata politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Dalam upaya menyelesaikan polemik GKI Yasmin, Bima mengatakan, Pemkot Bogor telah membentuk Tim Tujuh. Tim tersebut bertugas menjembatani komunikasi antara semua pihak, baik pihak masyarakat, pemerintah atau pihak gereja. "Tim Tujuh ini intens melakukan komunikasi fokus pada penyelesaian," katanya.