Warga Minang tak mau pulang karena lahir dan besar di Papua

Warga Sumatera Barat menggalang dana untuk membantu pemulangan perantau yang ada di Papua.

Warga mengungsi di Mapolres Jayawijaya saat terjadi aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh di Wamena, Jayawijaya, Papua. Antara Foto

Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit, menemui Gubernur Papua, Lukas Enembe di Jayapura pascakerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua. Dalam pertemuan itu, Nasrul bersama Lukas membahas nasib warga Minang yang berada di Papua. 

Selain itu, kedatangan Nasrul Abit ke Papua untuk mengetahui informasi yang selama ini simpang siur dan memastikan mengenai kondisi warganya baik yang menjadi korban kerusuhan dan juga yang sedang mengungsi di Wamena dan Jayapura. 

“Tujuan saya ke Papua untuk memberikan pemahaman dan ingin melihat kondisi sebenarnya. Ternyata masyarakat Minang itu tidak semua mau pulang. Warga bilang sudah lahir dan besar di Papua jadi ingin tetap tinggal di Papua,” kata Nasrul di Papua pada Senin (30/9).

Tak hanya ke Jayapura, kata Nasrul, dirinya juga mengunjungi Wamena. Menurut dia, terdapat warga Minang sebanyak 981 orang. Rinciannya, sebanyak 672 orang masih berada di Papua dan 300 orang lebih sudah mengungsi.

Sementara itu, Gubernur Papua, Lukas Enembe, mengatakan pemerintah bersama TNI dan Polri menjamin keamanan bagi seluruh warga yang berada di atas tanah Papua. “Kami sangat menyesalkan adanya kejadian kerusuhan Wamena dan secara umum di Papua di mana semua berawal dari kejadian di Surabaya serta Malang,” ujar Lukas.